Bianglala Satu Warna Chapter XVj-lanjutan

Sudah tiga malam berturut-turut Mario gagal “mengajak” Johan. Dan malam ini Johan tak mendengar lagi omongan yang nyerempet ke sana dari Mario. Habis solat isya, mereka berdua masuk kamar. Johan langsung ke meja belajar, nyalain laptop dan ngetik. Sementara Mario tiduran di ranjang sambil online.

Johan selesai ngetik sekitar pukul setengah sembilan lewat. Setelah itu ia browser sebentar sebelum ke kamar mandi untuk bersih-bersih badan. Kemudian baru naik ke tempat tidur dan nyalain TV.

“Online aja dari tadi,” Johan merampas handphone di tangan Mario.

“Arrghhh…!” geram Mario sambil merebut handphone-nya kembali.

“Mendingan cari info tempat kuliah.”

“Ini juga lagi cari info. Emang mesti laporan dulu sama situ?” gerutu Mario.

“Mana??? Itu FB yang kamu buka.”

“Sambilan. Bawel!”

Johan mencibir lalu fokus ke layar TV.

“Ganti, Yah. Bosen nonton politikus debat mulu,” kata Mario saat telinganya menangkap suara Ruhut Sitompul yang lagi jadi narasumber talkshow di salah satu TV swasta.

“Acara apa? Sinteron ya? Nggak minat nonton sinetron. Kebanyakan sekarang sinetron laga, kolosal dan bertema kerajaan. Tapi jalan ceritanya melenceng jauh dari sejarah atau cerita sebenarnya.”

“Jangan sinet. Lawak kek.”

“Bosen. Lawakan garing, orangnya itu-itu aja. Temanya nggak ada yang segar.”

“Sok banget. Emang situ bisa ngelawak?”

“Mendingan diam daripada ngelawak tapi nggak lucu.”

“Cuih! Ayah aja yang sense of humor-nya yang rendah.”

“Bukannya rendah. Tapi justru Ayah cuma bisa terhibur sama humor yang berkualitas.”

“Yaiks! Yang kayak mana? Yang kayak para politikus itu? Mereka kan pada jago ngebanyol…”

“Bisa jadi. Coba deh sekali-kali kamu tonton talkshow interaktif, asyik loh mengamati setiap narasumber yang didatangkan. Bermacam-macam sifat mereka. Ada yang emosional, kalem, ketahuan kalo otaknya kosong, macem-macem pokoknya. So fun to watch them.”

“Fun apanya? Bikin capek iya!”

“Masih capek melototin ponsel berjam-jam kayak kamu tuh. Bikin mata cepat rusak!”

“Napa jadi mojokin Oh?”

“Udah ah. Debat sama kamu jatuhnya selalu debat kusir…”

“Kenapa dibilang debat kusir, Yah?”

“Ada tuh di google.”

“Ayah nggak tahu ya?”

“Tahu kok.”

“Apa?”

“Baca aja di internet.”

“Bilang aja kalo nggak tahu. Kenapa mesti nggak mo ngaku sih…”

“Hufhhh. Kamu nih nggak bisa diem ya? Tadi Ayah pikir malam ini bakal aman dari ocehan kamu. Tetap aja rupanya…”

“Oh nanya. Ayah tahu apa nggak. Tinggal jawab aja.”

“Kan udah dijawab tadi. TAUK.”

“Ceritanya gimana kalo tahuuuu??? Tahu, tahu aja…”

“Tentang debat dua orag kusir soal kuda yang buang gas.”

“Terus?” tanya Mario setelah lama ditunggu, penjelasan Johan cuma sampai di situ.

“Kamu kan lagi online? Buka dong google!”

“Ugh! Pelit banget sih! Info tuh dibagi-bagi!!!”

Johan tak menggubris omongan Mario.

Karena omongannya yang terakhir nggak ditanggapi lagi oleh Johan, Mario akhirnya buka google juga untuk mencari tahu sendiri kenapa debat yang tak ada ujungnya itu disebut debat kusir.

Dari sebuah artikel di internet, Mario dapat jawaban lengkap asal usul istilah debat kusir itu. Konon cerita bermula saat dua orang kusir mendengar suara mirip letusan dari belakang. Kusir pertama bilang bahwa itu adalah bunyi kuda yang habis buang gas. Kusir kedua berpendapat bahwa si kuda buang gas karena masuk angin. Tapi pendapatnya di bantah oleh si kusir pertama. Menurutnya si kuda bukan masuk angin, tapi keluar angin. Si kusir kedua bersikukuh kalau si kuda masuk angin, bukan keluar angin. Dan dari sanalah perdebatan tanpa ujung mereka dimulai antara si kuda masuk angin atau keluar angin. Makanya jenis debat tanpa ujung dan cenderung ngawur dibilang debat kusir, hehehe.

Setelah membaca artikel tersebut, Mario ngakak. “Gokil…!”

“Udah baca?”

“Udah. Menurut Ayah masuk angin atau keluar angin yang benar?”

“Menurut Ayah sih keluar angin. Namanya buang gas. Berarti ada sesuatu yang dibuang atau dikeluarkan kan?”

“Tapi orang bilang masuk angin.”

“Itulah lucunya bahasa. Ada banyak kata atau istilah yang sebenarnya salah, tapi udah lumrah di masyarakat.”

“Contohnya?”

“PP alias Pulang-Pergi. Seharusnya Pergi-Pulang dong?”

“Hehehe…”

“Terus ada BEBAS PARKIR. Kalo bebas parkir berarti bisa parkir di mana aja di area itu. Tapi maksud dari tulisan itu apa? Kebanyakan artinya kalo parkir di sana nggak dipungut bayaran. Kalo maksudnya begitu, seharusnya tulisannya PARKIR GRATIS. Tapi ada berapa banyak tempat umum yang menggunakan istilah ini?”

“Sama dong dengan istilah memasak nasi. Nasi itu kan hasil dari beras yang ditanak. Seharusnya namanya memasak beras, bukan memasak nasi. Benar kan, Yah?”

“Yup. Kalau kita cari tahu, masih banyak istilah yang salah kaprah tapi sudah lumrah dalam masyarakat.”

Mario mengangguk-angguk. “Senang deh punya pacar yang pinter kayak Ayah…” puji Mario.

Johan tersenyum tipis.

“Kawin yuk?”

Johan memicingkan sebelah matanya ke arah Mario.

“Kawin—merid maksudnya.”

Johan terkekeh. “Kenapa tiba-tiba ngomongin kawin…”

“Biar Ayah jadi milik Oh seutuhnya.”

“Berandal kok mikirin kawin.”

“Berandalan juga manusia, punya rasa punya hati. Eh, tapi Oh nggak berandalan, kok!”

“Biasanya kalo berandalan emang gitu. Nggak nyadar kalo dirinya berandal dan suka bikin masalah. Kalo mereka sadar, pasti jadi insyaf.”

“Oh nakal-nakal dikit itu dulu Yah. Sekarang udah nggak…”

“Hmm, ya…ya…”

“Sekarang sih pengen jadi pacar yang bisa menyenangkan pasangannya lahir batin…”

“Bagus tuh. Dimulai dari sekarang. Silahkan duduk atau tiduran, jangan ajak ngobrol pasangannya yang lagi nonton TV.”

“Iya deh. Oh mo tidur aja.”

Johan mengangguk sambil mengangkat jempolnya.

“Kelonin!” Mario merapat ke Johan.

Johan langsung menaruh kepala Mario di pangkal lengannya serta mengusap-usap bahu Mario dengan lembut.

***

Johan terbangun karena hawa dingin yang menusuk tulang. Dingin sekali.

Pikirannya langsung tertuju ke Mario. Pasti Mario yang sudah menarik bagian selimutnya dan menggunakannya sendiri.

Tapi pikirannya itu langsung tersita pada gerakan di sekitar pahanya. Seperti ada sesuatu yang menggerangi kulit pahanya yang dingin. Ia bermaksud menghalau apapun itu dengan tangannya. Tapi saat ia ingin mengangkat tangannya, terasa bahan kain menghalangi gerakannya. Dengan kata lain tangannya terikat. Sepasang lengannya disatukan, diulurkan di atas kepala dan diikat di kepala ranjang.

Apaan nih? Darahnya berdesir.

Kantuk yang tadi membebani kelopak matanya hilang seketika. Matanya bergerak dengan waspada. Ia baru menyadari kalau saat ini ia tanpa baju. Dan saat matanya bergerak ke bawah, ia juga tanpa celana. Ia bisa melihat dengan jelas bentangan kakinya di ranjang. Tidak sejajar dengan tubuh alias dibuka lebar-lebar. Tidak heran jika ia merasakan dingin lebih dari biasanya. Tepat di tengah-tengah kangkangan kakinya, ada Mario yang duduk bersimpuh dengan badan condong ke arah area pribadinya.

“MARIO!” teriak Johan antara kesal bercampur kaget.

“Ayah udah bangun?” tanya Mario santai sambil melingkarkan jemarinya di sekitar pangkal tentara kecil Johan.

“Kamu ngapain???” Johan menarik kakinya, tapi keburu di tahan Mario.

“Nggak ngapa-ngapain.”

“Berhenti!” seru Johan sambil menghentak kedua lengannya, berharap ikatannya terlepas.

Mario tak perduli. Ia justru membungkuk lebih rendah. Mencium badan tentara kecil Johan. Sementara satu tangannya menangkup dan menggoyang-goyangkan bola kembar Johan yang mengekerut karena kedinginan.

“Mariooo…” darah Johan berdesir. “Lepas! Jangan main-main!”

“Oh nggak main-main. Oh serius!” Mario menjulurkan lidahnya ke sepanjang tentara kecil Johan dengan perlahan.

Johan menggerakkan pinggulnya, sehingga juniornya menjauh dari lidah Mario.

Mario menangkap milik Johan yang terayun ke kanan dengan mulutnya. Ia menghisap kepala tentara kecil itu sedikit kuat.

Otot-otot Johan seketika mengejang. Juniornya yang tadi kedinginan terasa hangat saat berada di dalam mulut Mario.

Mario membawa milik Johan lebih dalam ke rongga mulutnya. Ia menekan kedua paha Johan dengan kuat saat pacarnya itu mencoba bergerak.

Kali ini gue yang pegang kendali, batinnya sambil menghisap milik Johan perlahan-lahan.

“Mario lepas! Kamu bakal tahu apa yang bakal terjadi kalo kamu nggak dengar omongan aku!” ancam Johan.

Mario tak mengindahkan ancamannya.

Johan menyentak lengannya sehingga ranjang mereka ikut bergerak. Tapi ikatan lengannya hanya mengendur sedikit.

“Oh minta baik-baik…” kata Mario setelah mencabut milik Johan dari mulutnya. “Tapi Ayah nolak mulu. Jadi jangan salahin gue dong…” ia beralih menjilat bola kembar Johan.

“Kita putus atau berhenti?!” ancam Johan.

Mario tak menjawab. Ia terus membasahi bola kembar Johan dengan lidahnya. Sementara tangan kanannya menggenggam tentara kecil Johan. Sesekali ia menggerakkan tangannya naik turun di sepanjang badan tentara kecil yang sudah mengeras itu.

“Oke, putus!” kata Johan.

Mario masih tak menjawab. Ia mencium lipatan paha dalam Johan. Tapi hatinya berkecamuk juga.

“Oh kan cuma minta–”

“Putus!” potong Johan.

Mario menelan ludah. Ia jadi nggak bersemangat melanjutkan permainan. Percuma aja nikmat sesaat kalo ujungnya jadi berantakan. Nggak menutup kemungkinan Johan bakal menghajar dia juga. Dia sudah melakukan tindakan pelecehan seksual.

Johan diam dan menunggu reaksi Mario. Ia benar-benar marah sama tindakan Mario ini. Ini sudah dibatas kewajaran. Sama saja anak itu ingin memperkosa dirinya.

Mario tetap menggerayangi sekitar area pribadi Johan dengan tangannya. Tapi gerakannya tidak seagresif tadi. Ia masih bimbang sama keputusan yang ingin diambilnya.

Kalo Ayah sayang sama gue, nggak mungkin dia mutusin gue gitu aja. Apalagi cuma karena ML. Lagipula yang jadi bot kan gue. Kenapa dia yang marah? Kalo dia benar-benar minta putus, berarti dia nggak sayang sama gue. Bukan perkara mudah menghilangkan rasa cinta dan sayang dari hati. Mulut boleh berkata apa aja. Tapi kalo hati nggak bisa dibohongi, hati kecilnya bicara.

Akh, lanjut aja deh! Yang pertama itu dia nggak marah. Apa bedanya sama yang sekarang? Pikirnya dalam hati.

Johan terus menantikan keputusan Mario. Anak itu sepertinya mendengarkan ancamannya barusan. Nampak dari air muka dan cara anak itu memainkan telunjuk di perutnya.

“Udah buruan lepasin!” tegur Johan.

“Ogah!” jawab Mario cepat yang mengejutkan Johan.

Mario menggila lagi. Ia kembali membawa milik Johan ke mulutnya. Menggerakkan mulutnya dengan cepat tanpa aba-aba.

Johan menekan giginya kuat-kuat. Ia kembali meronta. Rontaannya dibalas Mario dengan cara menghisap kepala tentara kecilnya dengan kuat. Membuat seluruh tubuhnya seakan ikut terhisap.

“Mario!”

Mario memainkan lidah di atas kepala tentara kecil Johan. Tak lupa juga ia menggelitiki titik U* yang terdapat di sana dengan lidahnya.

“MAR…IOOHH!” Johan mengejangkan ototnya sekuat tenaga.

Sumpah! Bakal kuhajar sampai babak belur dia nanti! Geram Johan dalam hati.

Mario terus mengabaikan Johan. Ia tetap fokus memanjakan milik Johan yang semakin keras dan menjulang.

Johan mencoba tenang sambil menatap langit-langit kamar. Mario sepertinya tidak akan mengindahkan apapun perkataannya. Ia cuma bisa menunggu sampai anak itu puas lalu melepaskan dirinya. Setelah itu ia baru bisa membalas semua perbuatan Mario.

Lihat aja, nggak bakal aku kasih ampun! Tekad Johan.

Melihat Johan berhenti mengoceh dan berontak, Mario berhenti sejenak demi melihat keadaan ‘tawanan cinta’-nya itu. Johan menatapnya dengan tajam dan buas saat tatapan mereka bertemu.

Nyali Mario ciut juga melihatnya. Tapi ia berusaha masa bodoh. Ia kembali menenggelamkan milik Johan ke dalam mulutnya. Setelah itu bergerak naik menjamah bagian tubuh Johan yang lain dengan kecupan dan belaian. Ia sepertinya tak pernah puas mencicipi setiap lekuk tubuh pacarnya itu. Tapi ia tak berani mendaratkan ciuman di bibir Johan. Takut Johan akan menggigitnya atau membenturkan kepala mereka satu sama lain.

Setelah menyapu habis ketiak dan rusuk yang membuat Johan tak sanggup menahan geli dan kembali berteriak meminta Mario berhenti, kini Mario kembali ke bawah pusar. Sekali lagi memainkan Johan Junior.

Kali ini gerakan Mario hampir membawa Johan ke tepian orgasme. Ia kembali merasakan sesuatu ingin mendesak keluar dari badan tentara kecilnya. Respon tubuhnya pun sama persis seperti waktu itu. Tapi kali ini perasaannya lebih tersiksa, sebab ia tak bisa berbuat apa-apa karena kedua tangannya diikat. Padahal ia ingin sekali meremas sesuatu untuk melawan gelombang gairah yang menggulung dirinya. Tapi kali ini ia hanya bisa mengejang dan mengejang lagi sekuat tenaga agar tidak meledak.

Melihat Johan terus mengejang, Mario tahu bahwa sang ‘Ayah’ hampir mencapai puncaknya. Ini saat-saat di mana gairah mengalahkan logika dan akan sehat. Yang diingin seseorang jika tengah dilanda gelombang orgasme adalah pelampiasan. Dan Mario merasa ini adalah saat yang tepat untuk menyerahkan dirinya.

“Ayah mo datang ya?” tanya Mario.

Johan tak menjawab. Ia terus mengejang sambil memejamkan mata lebih erat.

Mario melepas milik Johan yang nampak berdenyut-denyut. Ia melompat ke dekat kepala Johan untuk membuka ikatan tangan cowok itu.

Setelah ikatan dilepas, Johan langsung membawa satu tangannya ke tentara kecilnya. Gairah mendorongnya untuk menggenggam miliknya. Padahal ia tahu saat ini saatnya untuk melepaskan diri dari Mario, tapi akal sehatnya sudah dikuasai nafsu syahwatnya.

Mario tersenyum melihat Johan dalam pengaruh orgasme.

Johan melenguh pelan. Ia menggenggam miliknya supaya sesuatu dalam tentara kecilnya itu berheti bergerak. Tapi ternyata genggaman dari telapak tangannya yang hangat justru membuatnya makin kewalahan. Orgasme mengisi semua relung-relung kosong di dalam tubuhnya. Orgasme juga membuat pikirannya memudar dan anggota badannya lumpuh. Sesuatu di dalam tentara kecilnya tak terkendali ingin melepaskan diri. Desakan itu membuahkan lenguhan panjang dari mulutnya.

Ini saatnya, desisnya Mario dalam hati.

“Ayah pengen keluar?” ia berbaring di atas tubuh Johan. Tangannya membelai nipple Johan.

“Eeghh…” Johan menggumam tak jelas dengan mata masih terpejam. Orgasme membuatnya kesulitan bicara.

“Masukin ke Oh ya…” bisik Mario sambil menyingkirkan tangan Johan yang sedari tadi terus membelai tentara kecilnya.

Johan membuka matanya sambil terengah.

“Lebih enak kalo dikeluarin di dalam. Lebih sempit dan lebih hangat dibanding mulut…” bujuk Mario.

Johan memalingkan wajahnya. Berusaha mengabaikan omongan Mario.

“Nggak! Eennghhh…hhh…” Johan masih mencoba menolak meskipun dirinya hampir keluar.

Mario bangkit dari baringnya dan menarik paksa lengan Johan sampai tubuh pacarnya bangun. Setelah Johan dalam posisi duduk, Mario terus menarik lengan Johan sehingga kali ini Johan menimpa tubuhnya.

Dalam posisi seperti itu, Mario langsung membuka pahanya lebar-lebar dan mengaitkan kedua kakinya di paha Johan sehingga otomatis pantatnya terangkat sedikit.

“Mario!” protes Johan. Ia bermaksud bangkit. Tapi tubuhnya langsung dipeluk Mario erat.

“Ayo, gesekin kontol Ayah ke Oh.” Mario menekan pantat Johan ke dirinya. Membuat milik Johan menekan liangnya sehingga ia mendesah.

Setelah menekan pantat Johan ke arahnya, Mario juga menggoyang-goyangkan pantatnya naik turun, sehingga milik Johan bergesekan dengan dirinya. Dan ia kembali mendesah. Sementara Johan merasakan miliknya semakin keras.

Mula-mulanya pelan, lalu Mario menggerakkan pantatnya lebih cepat, sehingga gesekan yang terjadi semakin intens. Liangnya berkedut, kembang kempis.Mario mendesah sambil menggigit bibirnya. Ia benar-benar tak sabar ingin dimasuki Johan. Karena itu, ia meraih milik Johan dan diarahkannya tepat ke liangnya.

Kepala tentara kecil Johan menyentuh liang Mario. Ia bisa merasakan sekitar Mario berkedut. Mario mendorong milik Johan itu menuju dirinya. Tapi dirinya langsung menutup saat menerima dorongan dari tentara kecil Johan.

Ternyata tak semudah yang dibayangkan Mario sebelumnya. Tidak selancar aksi bintang porno dalam film gay yang sering ditontonnya. Di film nampaknya sangat mudah, sekali terobos langsung “jleb”. Tapi pada kenyataannya, saat ia sendiri yang mempraktekkannya, dirinya langsung menutup dan udah takut duluan sebelum milik Johan menembus pertahanan dirinya.

Tapi Mario maklum. Sebab ini pertama kali. Dirinya masih menolak benda apapun yang memasukinya. Tapi berdasarkan orang-orang yang sudah sering melakukannya, lama-lama dirinya akan bisa beradaptasi dan nyaman saat dimasuki. Jadi Mario tetap mencoba. Rasa takutnya sama besar dengan rasa penasarannya.

Sementara itu, gairah Johan hampir mencapai puncaknya. Semakin lama semakin besar gelombang orgasme menggulung dirinya, membuatnya tak mampu berpikir jernih lagi selain ingin segera melampiaskan hasratnya sebelum dirinya benar-benar meledak. Jadi ia membiarkan apapun yang dilakukan Mario terhadap dirinya.

Melihat kepasrahan Johan, Mario semakin gigih mendorong milik Johan supaya bisa menembus miliknya. Tapi lagi-lagi dirinya menutup. Ia menghela nafas biar rileks, kemudian mencoba lagi. Kali ini mencoba lebih berani. Ia memaksa dirinya tetap membuka saat milik Johan didorong ke dalam.

“Ahh!” Johan mendesah saat ujung kepala tentara kecilnya mulai masuk ke Mario. Sayangnya Mario buru-buru mencabutnya kembali karena merasa sakit.

Mario menghela nafas. Jantungnya serasa mau copot.

Gila! Ternyata begini rasanya, gumam hati kecilnya.

Mario kembali mengulanginya dari awal lagi. Pelan-pelan mendorong milik Johan masuk. Tetap saja sakit dan dirinya menolak.

Hufhh! Ia menghela nafas. Ia mengusap keringat yang tiba-tiba bermunculan di keningnya. Ia pun berhenti sebentar.

Tapi tidak dengan Johan. Ia sudah tak sanggup membendung cairan itu keluar. Sekarang naluri hewannya mengambil alih. Jadi Ia menggesek-gesekkan juniornya ke liang Mario lagi secepat yang dia bisa agar cairan itu segera keluar.

Tidak lama, Johan sudah merasakan cairan itu mulai keluar. Jadi ia mempercepat gesekannya lagi supaya cairan itu keluar serentak.

Mariopun merasakan liangnya basah selain karena keringat, juga karena cairan dari Johan. Jadi ia langsung memegang milik Johan dan didorongnya ke liangnya. “Keluarin di dalam, Yah!” pintanya.

Johan yang gemetaran karena orgasme, tak perduli apa-apa lagi. Saat miliknya didorong masuk, ia ikutan mendorong miliknya, hanya saja ada sesuatu yang menghalangi.

“Dorong lagi, Yah!” kata Mario.

Johan terus mendorong.

“Pelan-pelan!” Mario meringis sebab Johan meneruskan dorongannya tadi tanpa mengambil awalan yang baru..

Johan tak menggubris ringisan Mario. Ia tetap mendorong. Karena semakin kuat ia mendorong, semakin nikmat yang ia rasakan.

“Aaw…awww!” Mario mendorong pinggang Johan menjauh. “Jangan dipaksain, Yah…”

Johan masih saja mendorong meskipun liang yang ia masuki sangat sulit ditembus sebab sangat ketat.

“Ayah! Jangan dipaksaahhh…!” Mario menggigit bibirnya menahan sakit.

“Eergghhh… Akh!” Johan mendesah karena semakin dalam ia menerobos masuk, jepitan liang Mario membuat miliknya serasa dipijat. Dan itu membuat cairannya mengalir makin cepat.

“Ayah! Jangan dipaksa!” Mario mencoba menahan laju dorongan Johan dengan cara menjepit milik Johan sekuat tenaga.

Johan merasakan cairannya keluar sedikit saat Mario mencengkeram miliknya kuat. Rasanya nikmat. Jadi ia mencoba mendorong lebih kuat lagi.

“ARRGHHH…!” jerit Mario sambil memukul bahu Johan. “Jangan didorong lagi!!!”

Mario mendorong pinggang Johan agar menjauh agar milik Johan tidak masuk semakin dalam. Tapi ternyata tindakannya itu, membuat orgasme Johan semakin memuncak. Sebab gesekan dinding liangnya dengan tentara kecil Johan mengirimkan gelombang kenikmatan buat pacarnya itu.

“Keluarin dulu, Yah. Sakittt…” pinta Mario sambil terus mendorong tubuh Johan.

Johan tak perduli. Ia menghalau lengan Mario dan menghentak lagi.

“Aaaarrgghhh…!!!” Mario mendorong kuat perut Johan dengan kedua tangannya.

Dorongan Mario barusan membuat milik Johan terdorong keluar sedikit. Tapi justru hal itu menimbulkan rasa sakit lagi sebab milik Johan menggesek dinding liangnya. Perih. Apalagi karena keburu nafsu, ia lupa menyiapkan lubrikasi. Sehingga perihnya sangat terasa. Apa yang ia rasakan tidak ubahnya saat dirinya susah BAB. Rasanya benar-benar tak nyaman.

Tapi bagi Johan, gesekan karena mendorong masuk dan menarik keluar miliknya barusan mengirimkan nikmat dan geli yang luar biasa. Dan insting hewaninya ingin merasakan itu lagi, sehingga ia mendorong miliknya masuk kembali.

“Yah, jangan dipaksa!!!” Mario spontan mengencangkan jepitan liangnya sambil mendorong perut Johan mundur.

“Akh!” Johan merasa jepitan liang Mario membuat miliknya serasa diremas. Ia mendorong lagi lebih kuat.

“Aw–” rintih Mario.

Jepitan itu makin nikmat. Johan mengejangkan otot-ototnya dan menusuk Mario lebih dalam.

Mario kembali menjerit dan berontak. Tapi kedua lengan Johan bertumpu pada pahanya sehingga ia kesulitan bergerak.

“Jangan dipaksaaaahhh…!”

“Akh! Akh! Akh!” Johan mendesah hebat. Setelah terus mengejang dan mendorong miliknya masuk, membuat setengah tentara kecilnya tenggelam di dalam liang Mario yang sempit dan hangat serta serasa dipijat oleh cengkeraman otot-otot sphincter Mario yang kuat, Akhirnya orgasmenya datang juga.

Johan spontan menekan dan menghentak miliknya di dalam Mario saat cairan pertamanya keluar.

Mario menjerit. Jerit kesakitan. Liangnya serasa mau robek.

“Aaawww–Erghhh…! Uugghhh… Aduhh–Aaawww…!” jerit Mario setiap menerima hentakan dari Johan.

Johan tak perduli. Ia menekan pantat Mario makin kuat disertai hentakan-hentakan bertenaga sehingga miliknya terus masuk lebih dalam. Hentakan itu disertai dengan keluarnya cairan hangat dari tentara kecilnya berkali-kali seakan tak terbendung. Ia pun melenguh seiring pelepasan itu. Sementara Mario menggigit bibir menahan kesakitan sambil menerima cairan Johan di dalam liangnya.

Pada pelepasan terakhirnya, dorongan serta hentakan Johan makin melemah seiring meredanya orgasme yang melingkupinya. Cairan tentara kecilnya sudah dikeluarkan. Namun miliknya itu masih berdenyut sambil sesekali masih melepaskan beberapa tetes cairan yang tersisa dari dalam kepala tentara kecilnya.

Johan menghela nafas pendek-pendek. Sisa-sisa orgasme masih mengelilinginya. Perlahan-lahan ia menarik keluar miliknya yang lemas dan basah di dalam Mario. Saat itu pula Mario merasakan cairan Johan mengisi ruang yang tadi di tempati milik pacarnya itu.

“Aakhhh…” desah Johan sambil menghempaskan tubuhnya begitu saja. Dadanya masih naik turun. Matanya menerawang ke atas. Ia merasa pandangannya berputar dan samar-samar.

Sedangkan Mario masih merintih. Liangnya terasa perih. Saat pantatnya tak sengaja menekan ranjang karena ingin meluruskan kaki saja, ia langsung mengangkat pantatnya kembali sebab terasa sakit. Pantatnya saat ini sepertinya tak bisa disentuh apapun. Jika tersentuh maka sakitnya makin terasa.

“Aduhhh…” Mario merintih sambil menoleh ke Johan, berharap dapat tanggapan.

Hanya saja usahanya sepertinya sia-sia. Sebab mata Johan sudah terpejam. Wajahnya nampak tenang. Dadanya turun naik dengan teratur. Kedua lengannya terkulai bebas di samping tubuhnya.

“Aduhhh—sialll…” gerutu Mario sebal. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Ia yang merencanakan semua ini. Ia yang memaksa Johan memasukinya. Pikirannya luput akan kemungkinan semacam ini. Dan penetrasi barusan bukanlah pengalaman bercinta yang romantis dan menyenangkan…

Mario merintih lagi.

===

notes:

Titik U = Uretra/lubang kencing

….

Gue yakin makin banyak yang benci sama Johan. 😀

23 komentar di “Bianglala Satu Warna Chapter XVj-lanjutan

  1. Chochowlatte 08/31/2013 pukul 4:42 am Reply

    Jiahh.. johan payah =w=
    w malah kasian ma mario, habis ini pasti dihajar habis2an..
    tp moga2 aja gak :”(

  2. sasukechan 08/31/2013 pukul 4:52 am Reply

    iya gw benci ama johan
    tapi
    gw lebih benci ama mario….

    hari gini masih memperkaos?
    udah gitu minta d kasihani pulak
    ckckck…..

    JOHAN, pas nyadar nanti lu harus mutusin mario titit eh titik.

  3. zeamays 08/31/2013 pukul 4:53 am Reply

    Wow, that was intense.

    Gue ngga benci kok sama Johan. Cuma sebel aja dikit kok jadi orang kok kaku banget. Tapi akhirnya nyerah juga doi. Penasaran abis ini gimana hubungan mereka ya?

  4. lian25 08/31/2013 pukul 5:06 am Reply

    G tau mau komen apa,,,,,, semua punya konsekuensi.

    tapi,,,,,
    sosok mario atau pun johan di beberapa updetan ini bagi aku pribadi sedikit berbeda dri yg kemarin2 di update ,entahlah bingung jga jlsin nya aku huhuhu

  5. angelofgay 08/31/2013 pukul 6:00 am Reply

    Ngakak baca part ini. Si Johan malah keenakan, Mario nya yg kesakitan. Giliran nanti malah Johan yg minta, ketagihan dia. Mario-nya yg nolak, trauma gara2 sekalinya di anal udah kesakitan, gak pake cara2 woles hihihi…

  6. angelofgay 08/31/2013 pukul 6:02 am Reply

    Ngakak baca part ini. Si Johan malah keenakan, Mario nya yg kesakitan. Kayaknya Mario gak bakalan diapa2in sewaktu Johan bangun. Abisnya enak gitu dia, ketagihan deh..
    Giliran nanti malah Johan yg minta, Mario-nya yg nolak, trauma gara2 sekalinya di anal udah kesakitan. Gak pake woles hihihi…

  7. fad31 08/31/2013 pukul 7:35 am Reply

    ow..ow..ow..kejadian juga di jebol, selamat y mario smoga cpt isi rahimnya…kira2 johan bkal minta jatah lg gk y…
    hmm..*kipas2*

  8. ray_har 08/31/2013 pukul 11:42 am Reply

    masa iya nanti kalau udah sadar, johan bakal gebugin terus mutusin mario?? ya gak bisa dong.. johan mesti tanggung jawab! kan udah merawanin mario, nanti kalau hamil gmn? wkwkwkwkwkwk

  9. bebongg 08/31/2013 pukul 1:10 pm Reply

    gak juga kok :p
    gue gak benci sama Johan bang, cuma kesel aja.. hehe
    btw, Mario nekat banget sih..
    gak tau ah mau ngmong apa, lagian setiap harapan2 yg aku tulis pasti bakal susah di wujudin.. hehe

  10. PUTTRA P 08/31/2013 pukul 1:23 pm Reply

    lagi bayangin mario hamil diperkosa johan 😛

    • zeamays 09/03/2013 pukul 10:32 am Reply

      Wah jadi mpreg lucu juga

  11. Muluk 08/31/2013 pukul 3:01 pm Reply

    Iya nih, perubahan karakter yg sgt drastis dr Mario dibandingkan di awal2. Tp ya bgtu lah klo nafsu berbicara. Masalahnya, karakter Mario semakin kesini semakin menyebalkan ya.. Gt jg dgn Johan, spt srigala berbulu domba a.k.a. munafik. Yg stabil tetap Arie, pendiriannya teguh dan berjiwa besar. Asseekkk.. 😀
    Hidup Arie!!!

    *tetep team arie*

  12. leo 09/01/2013 pukul 9:43 am Reply

    curiga cuma mimpi

  13. ray_har 09/05/2013 pukul 8:17 am Reply

    duh beneran gk sabar pengen tau kelanjutannya 😦

  14. Muluk 09/07/2013 pukul 2:03 pm Reply

    Oke sdh satu minggu tidak ada kabar berita saudara2.. Smakin gelisah anak mudanya ini..

  15. lian25 09/09/2013 pukul 5:05 am Reply

    Broooo, ,,

  16. angelofgay 09/09/2013 pukul 3:11 pm Reply

    Bro, kapan nih lanjutannya dipost. Dah gak sabar nih..

  17. Tando 09/10/2013 pukul 3:12 am Reply

    ini siapa yg memperkosa siapa y? Baca d awal mario yg mw memperkosa, n semakin d hayati seperti johan yg memperkosa mario. Kasihan mario, anusnya pst sakit banget. Tp meskipun sakit pst ada rasa ingin d masukkan mr.p lg… Hoho… Moga2 johan ketagihan. Amin… #eh…

  18. arixanggara 09/10/2013 pukul 5:18 am Reply

    wewwww, bang lama bener updatenya….!!!!!!

    Kapan nihh d update lagi, kasian banyak yg lumutan nungging… :p ehhh salahhh nunggu maxsudnya….!

    jangan bilang ni cuma mimpi mr jo yg kelewat parno hehehehe

  19. zeamays 09/10/2013 pukul 5:37 am Reply

    Tiap hari ngecek berkalikali sampe 20x lebih kali tapi belum ada update. Semoga semuanya baik-baik saja ya, writer! 😀

  20. Chochowlatte 09/12/2013 pukul 4:39 am Reply

    Halo gmn kabar author nya ?
    Uda gelisah nih :’3

  21. arixanggara 09/13/2013 pukul 6:47 am Reply

    etttt dahhh, blu update nihhhh…..!!!

    Gua kira 3hari gue tinggal bakal ada updatean, ternyata belum tohhh

    Ughhhh update dong bang, please yowwww

  22. abie 10/29/2014 pukul 4:32 pm Reply

    Semakin memperjelas bahwa homo itu ujung2nga sex..
    Ga tau knp jd ilfeel ma mario
    Ga tau berterimakasih malah jdiin yg st8 ke homo

    Lebih sreg mario ama arie
    Sama2 klop.. sama2 berandal..
    Jgn ke johannnnnn plisssss

Tinggalkan Balasan ke Tando Batalkan balasan